Live Antrian
dr. Harris Mustafa Banadji,dr.SpU
SARIASIH.com – Sebuah berita viral di Jakarta Selatan membuat sedih banyak orang, terlebih para ibu. Bagaimana tidak, seorang ibu dan bayi yang baru dilahirkan melakukan upaya bunuh diri di perlintasan kereta api.
Beruntung, ibu dan bayi tersebut selamat setelah petugas stasiun kereta api dengan sigap melakukan upaya pencegahan saat melihat gelagat buruk dari sang ibu. Dan informasi yang beredar, sang ibu mengalami baby blues syndrome.
Dokter Umum RS Sari Asih Sangiang, dr Siti Nur R. Firda Fauziyah, baby blues adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan sedih, cemas, atau suasana hati yang bergejolak yang dialami oleh beberapa ibu baru dalam beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Kondisi ini cenderung bersifat sementara dan umumnya muncul pada hari-hari pertama setelah persalinan.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri baby blues:
- Perasaan Sedih: Ibu mungkin merasa sangat emosional, cenderung menangis tanpa alasan yang jelas, dan merasa terlalu sensitif terhadap perubahan suasana hati.
- Kelelahan: Pasca melahirkan, ibu mengalami peningkatan kelelahan akibat kurang tidur dan perubahan hormonal.
- Mudah Marah atau Cemas: Ibu baru mungkin merasa gelisah atau cemas terkait perawatan bayi mereka, atau merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam kehidupan mereka.
- Perubahan Mood yang Cepat: Baby blues dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang cepat, dari gembira menjadi sedih atau marah dalam waktu singkat.
- Perasaan Tidak Percaya Diri: Beberapa ibu mungkin merasa tidak percaya diri dalam merawat bayi baru mereka, terutama jika ini adalah pengalaman pertama mereka sebagai orangtua.
Perlu untuk diingat bahwa baby blues adalah kondisi umum yang dialami oleh banyak ibu baru. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak mencintai bayi mereka atau bahwa mereka tidak akan pulih.
"Biasanya, baby blues akan mereda dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah persalinan. Namun, jika perasaan sedih atau kecemasan berlanjut atau semakin parah, dan menjadi baby blues syndrome, maka penting untuk mencari dukungan medis dan profesional, karena ini dapat menjadi tanda depresi postpartum yang lebih serius," ujar dr Siti Nur R. Firda Fauziyah.
