SARIASIH.com – Cuci tangan adalah aktivitas yang seringkali diabaikan. Menurut data dari Unicef pada tahun 2014 menyatakan bahwa 75,5% masyarakat Indonesia tidak mencuci tangannya karena menganggap tangan mereka bersih.
Padahal penyebaran bakteri melalui tangan bisa menjadi penyebab munculnya penyakit. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya kesadaran akan kebersihan tangan.
Fakta lain menunjukkan bahwa yang mencuci tangan juga tidak jarang hanya menghabiskan waktu kurang dari 10 detik. Padahal durasi tersebut belum efektif untuk menghilangkan kotoran dan bakteri yang menempel.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar kegiatan mencuci tangan menjadi bagian dari keseharian, pertama, tidak bisa melihat kuman. Ukurannya yang microscopic membuat mikroganisme tersebut tidak bisa terlihat dan terlebih sifatnya yang tersebar dimana-mana.
Hal tersebut membuat telepon pintar, laptop, meja dan sepatu berpeluang terkontaminasi. Sehingga aktivitas cuci tangan menjadi sangat penting, terlebih setelah bersin dan batuk atau setelah kontak dengan hewan.
Kedua, kuman dapat menjadi sumber penyakit. Dari benda yang tercemar, akan sangat mudah kuman berpindah. Jika sudah masuk ke dalam tubuh, maka sistem imun akan terganggu dan membuat yang terkena menjadi sakit.
Ketiga, penyebaran kuman dapat dicegah. Cuci tangan adalah hal yang efektif sebagai pencegahan, namun hal tersebut juga harus diiringi dengan teknik yang sesuai.