Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online
Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online

Mengenal Psikosomatik

04 Jul, 2023

SARIASIH.com - Tanpa disadari, setiap hari banyak orang dihadapkan dengan berbagai macam hal yang memicu stress. Stres yang banyak dialami sebagian besar orang ini dapat memicu efek buruk bagi kesehatan, salah satunya yaitu gangguan psikosomatis.

Psikosomatik berasal dari kata “psyche” yang berarti fisik dan “soma” yang berarti tubuh. Istilah psikosomatik ialah keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperberat oleh faktor psikis seperti stress,
depresi atau kecemasan. Penderita psikosomatik umumnya akan mengalami berbagai macam keluhan pada bagian tubuh, namun setelah dilakukan pemeriksaan fisik atau pemeriksaan penunjang, tidak ditemukan adanya kelainan atau masalah yang menyebabkan keluhan tersebut muncul.

Menurut Psikolog Klinis Ruma Sakit Sari Asih Ciputat, Kota Tangerang, Mahesti Pertiwi, M.Psi, Psikolog, psikosomatik disebabkan karena adanya pikiran-pikiran yang mengganggu, perasaan tidak nyaman yang menumpuk dan belum sempat dikelola dengan baik dan menimbulkan rasa tidak nyaman, sehingga butuh bantuan dari praktisi kesehatan mental.

“Ada pengaruh dari perasaan tidak nyaman ini yang menyebabkan adanya aktivitas otak ke berbagai bagian tubuh yang kemudian menyebabkan munculnya keluhan-keluhan di bagian tubuh,” ujar Mahesti Pertiwi, M.Psi.

Lebih jauh dijelaskan Mahesti, keluhan psikosomatik ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang spesifik. Gejala-gejala yang sering terjadi antara lain rasa berdebar-debar, kepala pusing, perut terasa kembung, badan terasa lemah dan berbagai gejala lain. Setelah munculnya gejala-gejala ini kemudian mereka akan berkonsultasi ke dokter dan dilakukan pemeriksaan penunjang namun hasilnya tidak ditemukan adanya kelainan penyebab keluhan. Akan tetapi, hal ini menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari bagi penderitanya.

“Toleransi orang terhadap tekanan stress setiap orang berbeda-beda. Banyak orang yang stress ringan saja sudah menimbulkan keluhan, ada juga yang stress berat baru menimbulkan keluhan fisik bagi penderitanya”, jelas Mahesti.

Hal ini lah yang membuat penderita psikosomatik harus segera memeriksakan kondisinya pada praktisi kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Perlu dilakukan assessment lebih lanjut terkait hal yang terjadi pada penderita psikosomatik supaya bisa menentukan terapi apa yang tepat.

Keluhan ini bisa terjadi berulang bila tidak ditindak lanjut lebih lanjut. Beberapa pilihan dari psikolog untuk menangani kondisi psikosomatik antara lain dengan rangkaian wawancara untuk mengidentifikasi penyebab psikosomatik, lalu CBT (cognitive behaviour theraphy) juga bisa dilakukan dalam menangani kondisi psikosomatik.

Penderita psikosomatik dapat mengalami kesulitan beraktivitas fisik sehari-hari walaupun sudah melakukan terapi beberapa kali dengan psikolog. Terapi farmakologi dapat juga diberikan oleh psikiater yang pastinya berkolaborasi dengan psikolog dalam penangannnya.

“Cari yang bisa dijangkau terlebih dulu bagi para penderita psikosomatik. Baik psikolog atau psikiater akan berkolaborasi dalam menangani kasus ini untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya psikosomatis ini. Dengan mengetahui penyebab terjadinya gangguan psikosomatik ini, dapat mengurangi perburukan kondisi psikosomatiknya.

Bagikan :

Jadwal Poliklinik
dr. Lusiana Kartininingsih , SpA
dr. Lusiana Kartininingsih , SpA
Anak
dr. Hasni Kemala Sari,dr.SpOG
dr. Hasni Kemala Sari,dr.SpOG
Kebidanan dan Kandungan
dr. Setiadi , Sp.An
dr. Setiadi , Sp.An
Anestesi
dr. Panji Privan , Sp.PD
dr. Panji Privan , Sp.PD
Penyakit Dalam
dr. Sandhi Ari Susanti , Sp.THT
dr. Sandhi Ari Susanti , Sp.THT
THT
Layanan Online
Layanan Online
Konsultasikan Dengan Dokter
Coming Soon
Ok