Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online
Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online

Kenali PCOS, Penyakit Yang Bikin Wanita Sulit Hamil

13 Oct, 2020

SARIASIH.com – Masa kehamilan adalah salah satu momen yang paling ditunggu oleh setiap pasangan setelah melangsungkan pernikahan. Sayangnya, untuk memiliki keturunan terkadang jalannya tidak selalu mulus. Seringkali membutuhkan waktu karena ada sebagian wanita yang menderita polycystic ovary syndrome (PCOS).

Hal yang disebut sebagai gangguan hormonal ini membuat pengidap memiliki banyak kista kecil yang terletak di sepanjang tepi luar dari masing-masing ovarium (indung telur). Pada akhirnya dapat menyebabkan tidak adanya ovulasi, sehingga membuat seorang wanita kesulitan untuk memiliki keturunan.

Kondisi ini kerap kali diketahui ketika mereka ingin menjalani program hamil, padahal kemunculan PCOS bisa disadari sejak usia remaja. Situasi yang dikenal sebagai kelainan hormonal ini memiliki angka kejadian yang cukup bervariasi antara 1,8 persen sampai 15 persen.

Menurut dr. Widia Kurnia, SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Sari Asih Sangiang, menyatakan jika sebenarnya seseorang yang menderita PCOS dapat ditandakan dari siklus menstruasi. Dimana umumnya siklus terjadi tidak berkala atau bahkan tidak sekalipun datang bulan.

“Siklus menstruasi yang tidak teratur atau bahkan periode menstruasi yang tidak datang sama sekali (amenore) sering dijumpai pada pasien remaja dengan PCOS. Siklus yang tidak teratur ini merupakan tanda bahwa tidak terjadi ovulasi pada setiap siklusnya” kata dr. Widia

Setiap perubahan hormon sangat bervariasi dari satu perempuan ke perempuan yang lain, sehingga seseorang yang mengidap PCOS berkemungkinan memiliki sejumlah gejala seperti jerawat ringan hingga parah, pertumbuhan rambut wajah, atau rambut rontok pada kulit kepala.

“Pertumbuhan rambut pola pria atau hirsutisme dapat dilihat pada bibir atas, dagu, leher, daerah cambang, dada, perut bagian atas atau bawah, lengan atas, dan paha bagian dalam” ucap dr. Widia

Selain petunjuk dari dalam tubuh, penderita juga bisa memiliki beberapa tanda lain bahkan adapula yang kondisi kesehatan mentalnya terganggu. Hal tersebut tentu membuat masa produktif mereka jadi terhambat.

“Wanita remaja dengan PCOS berisiko mengalami gangguan kualitas hidup termasuk gangguan psikologis dan perilaku termasuk depresi, gangguan bipolar, kegelisahan dan gangguan makan. Selain itu, gangguan metabolik sangat berhubungan dengan peningkatan risiko klinis sindrom metabolik, seperti obesitas dan diabetes” ujar dr. Widia.

Sampai saat ini penyebab dari PCOS belum diketahui secara pasti. Namun teori primer pada kelainan metabolik menunjukkan bahwa kompensasi gangguan fungsi insulin dengan akibat kadar hormon insulin yang berlebih merupakan penyebab utama gambaran PCOS. Kerentanan genetik, ketidak seimbangan hormon dan pil kontrasepsi juga dianggap sebagai pemicunya.

PCOS juga salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun hal tersebut bisa diatur, seperti periode menstruasi yang abnormal bisa diobati dengan berbagai cara. Umumnya dokter akan memberikan pil kontrasepsi oral yang mengandung hormon estrogen dan progesteron untuk mengontrol siklus atau pilihan terapi lain yaitu dengan menggunakan pil progesteron.

‘’ Tapi di beberapa pasien tidak dapat menggunakan pilihan-pilihan terapi ini, karena alasan kondisi kesehatan sehingga diperlukan informasi yang menyeluruh berkaitan dengan riwayat medis dan keluarga dari pasien” tutur dr. Widia.

Pada kondisi pertumbuhan rambut pola pria juga masih bisa dikurangi. Adapun caranya dengan menggunakan pengobatan kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dan progesteron pula atau bisa juga dengan spirinolakton.

Pilihan pengobatan lainnya yang tidak kalah penting adalah memodifikasi gaya hidup. Olahraga juga bisa jadi pilihan. Melakukan aktivitas ini selama 150 menit dengan terjadinya peningkatan denyut jantung setiap minggu dapat membantu menurunkan resistensi insulin pada pasien dengan PCOS.

Widia juga menganjurkan agar penderita PCOS menjadi lebih berkesadaran pada apa yang mereka santap. Terlebih dengan asupan yang kaya gula dan sifatnya instan, kedua hal tersebut baik dikurangi atau bahkan berhenti mengonsumsinya.

“Diet sehat tanpa konsumsi minuman manis seperti soda dan konsumsi karbohidrat serta makanan cepat saji juga membantu untuk menurunkan resistensi insulin dan berat badan. Dimana hal tersebut akan sangat membantu mengurangi gejala-gejala pada pasien” tutup dr. Widia

 

Penulis: Dina Syelvila

Editor: dr. Widia Kurnia, SpOG

 

 

 

 

 

 

Bagikan :

Jadwal Poliklinik
drg. Ni Wayan Rimatiara Wahyu Diana , SpPM
Penyakit Mulut
dr. Bambang Herwindu , sp.M
dr. Bambang Herwindu , sp.M
Mata
dr. Sarah Rizqia Indrayanti , Sp.M
Mata
dr. Zaki Praja , M.Kes (Surg), SpB
dr. Zaki Praja , M.Kes (Surg), SpB
Bedah Umum
drg. Ridho Bijaksono
drg. Ridho Bijaksono
Gigi
Layanan Online
Layanan Online
Konsultasikan Dengan Dokter
Coming Soon
Ok