Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online
Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online

Glaukoma Bisa Sebabkan Rabun?

12 Oct, 2023

SARIASIH.com - Mata merupakan salah satu panca indera utama yang dalam penggunaannya sering kali berpotensi cedera. Paparan sinar biru layar gawai berjam-jam, penggunaan lensa kontak tidak higienis, bahkan kondisi metabolik yang tidak terkontrol seperti hipertensi atau diabetes mellitus dapat berdampak pada peningkatan tekanan bola mata (glaukoma), dan bisa menyebabkan kebutaan.

Dokter Spesialis Mata RS Sari Asih Ciputat, Kota Tangerang Selatan, dr. Olly Congga, SpM, menjelaskan jika glaukoma adalah salah satu penyakit mata serius yang dapat mengancam penglihatan seseorang.

Ini merupakan kumpulan penyakit mata yang berbeda yang memiliki satu kesamaan yaitu peningkatan tekanan di dalam mata, yang jika tidak dikendalikan, dapat merusak saraf optik dan menyebabkan kehilangan penglihatan.

“Glaukoma seringkali disebut sebagai "pencuri penglihatan" karena seringkali berkembang tanpa gejala dan merusak penglihatan tanpa disadari,” ujar dr. Olly Congga, SpM.

Pada tahap awal menurut dr. Olly Congga, SpM, penglihatan biasanya tidak terpengaruh. Namun, ketika penyakit berkembang, gejala yang mungkin muncul meliputi:

  • Penglihatan kabur.
  • Hilangnya lapangan penglihatan, terutama pada sisi perifer.
  • Cahaya silau atau hamburan cahaya.
  • Sakit mata.
  • Mual dan muntah (terutama pada glaukoma sudut tertutup yang parah).

Beberapa orang mungkin akan mengalami sakit kepala, hanya saja bagi penderita glaukoma, sakit kepala yang diderita bersifat ringan dan bisa hilang dengan obat-obatan yang bisa didapat di banyak apotik, sehingga banyak yang mengabaikan gejala awal tersebut.

Semua orang berisiko menderita glaukoma, hanya saja dapat meningkat jika orang tersebut memasuki usia 40 tahun dan memiliki penyakit penyerta serta memiliki riwayat keluarga. Jika ada riwayat glaukoma dalam keluarga, risiko berkembangnya glaukoma turut meningkat.

“Glaukoma bisa disebabkan oleh faktor sendiri maupun riwayat serta usia. Jika sudah memasuki usia 40 tahunan terlebih ada faktor riwayat di keluarga, maka harus lebih hati-hati dan waspada terhadap glaukoma,” saran dr. Olly Congga, SpM.

Penyakit kardiovaskular seperti hipertensi (tekanan darah tinggi) dan penyakit arteri koroner bisa berhubungan dengan peningkatan risiko glaukoma dan penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan glaukoma. Karena diabetes bisa merusak pembuluh darah di mata, memengaruhi aliran darah dan tekanan intraokuler. 

Meski demikian, memiliki satu atau beberapa faktor risiko di atas tidak otomatis berarti seseorang akan mengembangkan glaukoma. Faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan peluang terjadinya penyakit ini. 

Oleh karena itu, penting untuk menjalani pemeriksaan mata secara teratur, terutama jika memiliki faktor risiko atau riwayat keluarga dengan glaukoma, agar dapat mendeteksi dan mengelola penyakit ini sejak dini.

 

Bagikan :

Jadwal Poliklinik
dr. Fiola Yolanda , Sp.KK
Kulit & Kelamin
dr. Adityansyah Irendra Nugraha , SpPD
dr. Adityansyah Irendra Nugraha , SpPD
Penyakit Dalam
dr. Widyastuti, Sp.A
dr. Widyastuti, Sp.A
Anak
dr. Tri Gunawan , Sp.OG
dr. Tri Gunawan , Sp.OG
Kebidanan dan Kandungan
dr. Ika Fitrika , sp.KK
dr. Ika Fitrika , sp.KK
Kulit & Kelamin
Layanan Online
Layanan Online
Konsultasikan Dengan Dokter
Coming Soon
Ok