Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online
Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online

Bagaimana Menghindari Maag Saat Hamil ?

09 Sep, 2020

SARIASIH.com - Pada masa-masa kehamilan, beberapa wanita mengeluhkan munculnya nyeri lambung disertai efek kembung dan rasa tenggorokan terbakar yang sangat mengganggu. Ini adalah keluhan maag, yang memang kadang dialami oleh ibu hamil.

Hati-hati dalam mengatasi keluhan semacam ini di masa kehamilan, beberapa terapi yang lazim digunakan justru memicu efek toksin pada janin. Jadi perlu dipahami dahulu kenapa ibu hamil bisa mengalami maag lalu cara mengatasinya yang aman bagi janin dan ibunya.

Kenapa Ibu Hamil Mengalami Masalah Maag?

Maag yang dialami oleh ibu hamil sebenarnya bukan keluhan gastritis seperti yang banyak dikhawatirkan. Pada umumnya tidak ada peradangan atau luka pada lambung yang perlu mendapatkan perhatian.

Hanya saja pada masa kehamilan, asam lambung sangat mudah naik disertai dengan efek tekanan pada area esophagus yang memicu mudahnya asam lambung naik. Perut kembung dan perih disebabkan oleh efek pergesekan dinding lambung dengan zat asam yang memicu iritasi dan efek dari naiknya kadar gas dalam pencernaan akibat efek dari peningkatan jumlah asam.

Menurut sumber babycenter, penyebab kondisi ini relatif cukup beragam. Sejumlah pakar melihat adanya pengaruh dari naiknya kadar hormon progesteron pada wanita hamil yang memicu terjadinya efek relaksasi pada otot, termasuk otot pada area esophagus dan diafragma.

Efek relaksasi ini membuat asam pada lambung dengan mudah naik menuju tenggorokan dan memicu efek acid reflux atau GERD dimana yang kerap ditandai dengan rasa panas di area perut, dada dan tenggorokan.

Pada sumber lain di katakan bahwa efek dari perubahan hormonal dalam tubuh pada wanita hamil memicu munculnya reaksi-reaksi enzim pada pencernaan. Reaksi yang juga menjadi penyebab kerapnya wanita hamil merasa mual, kurang selera makan atau justru menjadi sangat selera makan.

Dan pada beberapa wanita terutama yang pada dasarnya sudah memiliki keluhan maag sebelum kehamilan juga akan mengalami kenaikan produksi asam lambung. Ini memicu terbentuknya gas pada lambung yang menyebabkan ibu hamil juga mudah merasa kembung.

Ditambah dengan membesarnya perut dan rahim yang akan menekan area pencernaan, maka makin berat beban pencernaan yang memungkinkan kenaikan produksi asam dan naiknya zat asam dari lambung ke esophagus dan tenggorokan.

Tips Menghindari Maag saat Hamil

Selain dengan mengonsumsi obat-obatan antasida, Anda bisa mencoba untuk menjalankan beberapa tips berikut. Berikut tips-tips yang dapat membantu Anda mengendalikan rasa nyeri dan mengurangi risiko kambuhnya maag di saat hamil.

  • Makan lebih sedikit dan lebih sering

Terbiasa mengatur pola makan sehari 3 kali? Coba selama masa kehamilan ubah menjadi beberapa kali lebih sering dengan porsi kecil-kecil. Cara ini bisa membantu Anda merasa lebih nyaman tanpa efek perut begah, asam dan perih.

Akibat efek hormonal, perubahan struktur enzim dan masalah tekanan dari rahim, daya tampung perut Anda akan asupan makanan berkurang. Makan dalam porsi biasa dan waktu yang normal bisa jadi tak lagi nyaman untuk perut Anda.

Coba ubah pola makan Anda setidaknya 5 – 8 kali sehari dengan memilih porsi kecil. Mengubah pola makan lebih efektif mencegah maag kumat ketimbang mengonsumsi antasida.

  • Pilih menu berkuah dan makan perlahan

 Makanan berkuah cenderung tidak sulit dicerna oleh perut karena adanya air dalam makanan memudahkan makanan cepat lembut. Bila Anda sedang makan makanan tidak berkuah, tambahkan segelas air di sisi Anda dan bantu mencairkan makanan dengan seteguk air untuk setiap 3 kali suapan.

Kunyah makanan dengan perlahan hingga halus untuk memudahkan pencernaan. Untuk Anda pahami, semakin halus makanan yang Anda cerna, semakin ringan beban lambung dan semakin mudah bagi lambung untuk memprosesnya. Semakin sedikit pula kadar asam yang perlu dihasilkan.

  • Hindari makan sebelum tidur

Pastikan Anda sudah memberi jarak setidaknya 3 jam antara waktu makan dengan waktu tidur. Ini memberi waktu bagi makanan untuk tercerna dengan baik dan Anda tidak pergi tidur dalam perut yang penuh.

Bisa dikatakan biarkan gravitasi bicara dan membantu Anda lebih nyaman. Pergi tidur dalam keadaan kenyang membuat perut Anda tidak nyaman. Karena di saat tidur, pencernaan Anda juga menurunkan intensitasnya, dan membuat makanan terendap dalam lambung hingga keesokan paginya lambung Anda akan menghasilkan asam ekstra untuk mencerna sisa makanan tadi.

Hasilnya, lambung Anda akan terasa sangat kembung, begah, panas bahkan hingga tenggorokan dan mungkin Anda akan terserang efek mual yang hebat sebangun tidur.

Bagikan :

Jadwal Poliklinik
dr. David Rudy Wibowo, , Sp.OK
OKUPASI
dr. Debby Septiana , SpTHT
dr. Debby Septiana , SpTHT
THT
dr. Setiadi , Sp.An
dr. Setiadi , Sp.An
Anestesi
dr. Siti Meiridah Kurniati , Sp.THT
dr. Siti Meiridah Kurniati , Sp.THT
THT
Ibu. Tanti Kusmiati , A.Md.TW, S.Psi, M.Psi
Ibu. Tanti Kusmiati , A.Md.TW, S.Psi, M.Psi
Psikolog Klinis
Layanan Online
Layanan Online
Konsultasikan Dengan Dokter
Coming Soon
Ok