Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online
Layanan Online Sari Asih Rapid Test, SWAB, Konsultasi Online

Amankah Intermiten Fasting untuk Diet Turunkan Berat Badan?

18 Dec, 2023

SARIASIH.com - Intermiten fasting telah menjadi salah satu gaya hidup sehat yang populer belakangan ini. Metode diet yang menerapkan pola makan dengan menentukan periode batasan untuk puasa dan waktu makan ini diklaim efektif menurunkan berat badan.

Namun apakah Intermitten Fasting ini sebetulnya aman? Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Sari Asih Cipondoh, Kota Tangerang, dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK, dalam Live Instagram @sariasihcipondoh menjelaskan secara gamblang baik dan buruknya menerapkan metode Intermiten fasting.

Menurut dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK, intermiten fasting merupakan pola makan yang fokus pada adanya periode puasa dan ada periode waktu makan. “Jadi fokus nya ada pada periode makan,” ujar dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK.

Lebih jauh dijelaskan dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK, intermitten fasting merupakan metode alternatif saat kita enggan untuk melakukan penurunan kalori dalam jangka waktu lama.

Intermitten Fasting dr. Yusi Deviana Nawawi disebut memiliki 3 metode, yang pertama pembatasan waktu makan, seperti 16 jam berpuasa dan 8 jam periode makan. Namun ada juga yang menggunakan metode 20 jam berpuasa dan 4 jam makan.

Metode 20 jam berpuasa dan 4 jam makan di tegaskan dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK tidak disarankan bagi orang-orang yang baru melakukan, karena akan banyak risiko yang didapat. Untuk itu sebaiknya jika ingin mencoba metode intermitten fasting diawali dengan metode 16 jam berpuasa dan 8 jam makan cukup.

Sementara itu metode kedua disebutkan  dr. Yusi Deviana Nawawi ialah intermediate fasting seperti 24 jam makan, lalu 24 jam kemudian puasa kembali. Namun metode ini tidak setiap orang mampu melakukannnya karena tingkat kepatuhannya juga kurang.

“Ada lagi metode 52, yaitu metode 5 hari makan seperti biasa dan 2 hari berpuasa. Tapi metode ini tidak selama 24 jam berpuasa namun mengurangi asupan kalori sesuai yang dibutuhkan,” ujar dr. Yusi Deviana Nawawi.

Dalam hal melakukan diet dengan berbagai metode intermitten fasting, dijelaskan dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK, sebaiknya tidak langsung melakukannya secara rutin, ada baiknya dilakukan secara perlahan dan bertahap untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Konsultasi dengan ahli medis sangat disarankan untuk melakukan metode ini agar kondisi fisik dapat terkontrol.

“Banyak efek samping dalam metode diet ini terutama orang dengan kondisi diabetes melitus karena dapat menyebabkan hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba. Dan ada juga penurunan masa otot akibat pola makan atau diet yang kurang pas kalori serta proteinnya,” terang dr. Yusi Deviana Nawawi, M. Gizi, SpGK.

 

Bagikan :

Jadwal Poliklinik
Layanan Online
Layanan Online
Konsultasikan Dengan Dokter
Coming Soon
Ok