SARIASIH.com - Polusi udara merupakan masalah lingkungan global yang saat ini tengah mendapat sorotan. Dalam beberapa waktu terakhir, peningkatan aktivitas industri, transportasi, dan urbanisasi telah menyebabkan kadar polutan dalam udara, pada gilirannya berdampak negatif kesehatan manusia. Salah satu dampak sering terkait dengan polusi adalah risiko infeksi saluran pernafasan (ISPA). Dokter Umum RS Sari Asih Sangiang, Kota Tangerang, dr Firda Fauziyah sebuah health talk di Function Hall, IFM Cikupa, menyebutkan bahwa ISPA menyerang pernapasan, baik atas maupun bawah. “Infeksi nafas bisa menjangkiti siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, terutama mereka kondisi tubuh kurang fit,” ujar Fauziyah. Penyebaran terjadi melalui kondisi. Dijelaskan Fauziyah, seseorang imun lemah akan mudah terjangkit percikan air liur terinfeksi. Polutan turut memberikan kontribusi lantaran partikel-partikel halus gas dapat merusak jaringan pernapasan mengakibatkan peradangan. Ini melemahkan pertahanan alami terhadap infeksi, sehingga membuat individu lebih rentan serangan patogen. Selain itu, kotor juga menjadi salah faktor penyebab bakteri atau virus masuk ke tubuh. Perpindahan kontak langsung benda-benda tercemar. “Bagaimana kita mengetahui jika pernafasan? Ya itu dirasakan terdapat gejala-gejala seperti nyeri kepala, gejala sinusitis (hidung beringus, demam wajah terasa nyeri) kesulitan untuk bernapas,” sebut Firza Namun demikian, disebabkan oleh biasanya sembuh 1-2 minggu, tidak diperlukan pengobatan intensif, kecuali dokter menemukan indikasi penyakit berbahaya “Bila sudah muncul gejalanya, segera konsultasikan dokter, melakukan serangkaian pemeriksaan, Pemeriksaan Fisik & Penunjang (Rontgen / CT Scan, pemeriksaan dahak),’ terang jauh.